Karena Konsili Nicea adalah sebuah pertemuan penting pada masa gereja awal, untungnya kita mempunyai sebagian informasi mengenainya dalam dokumen kuno, termasuk teks-teks dari konsili setelahnya dan risalah-risalah.
Seperti banyak orang, Sophie Neveu hanya mengetahui Konsili Nicea karena syahadat Nicea yang terkenal itu, pernyataan iman yang dikeluarkan oleh Konsili Nicea, yang merefleksikan keputusan (dengan mayoritas yang besar sekali) bahwa Yesus itu Ilahi dalam derajat yang sama dengan Bapa, dan bukan makhluk Ilahi yang diciptakan.
Syahadat Nicea
Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan; dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat (homousion) dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. Ia dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci. Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; kerajaan-Nya takkan berakhir. aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. aku mengakui satu pembaptisan akan penghapusan dosa. aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin.
Dan siapa saja yang mengatakan bahwa ada saat ketika Anak Allah tidak, atau sebelum Ia diperanakkan ia bukan, atau ia dibuat dari materi yang bukan, atau dia dari hakikat atau esensi (dzat) [dari Bapa] atau ia adalah makhluk, atau tunduk kepada perubahan atau penggantian—semua yang berkata demikian, Gereja yang Katolik dan Apostolik mengutuk (anathematizes) mereka.
Bagian kedua, yang mengutuk pandangan tertentu sebagai bidah, membuat jelas bahwa pertanyaannya bukanlah Yesus itu makhluk Ilahi atau tidak, tapi dengan cara apa Ia bersifat Ilahi. Pandangan bidah, diajarkan oleh Arius dan pengikutnya, bukan Yesus sebagai nabi biasa tapi bahwa Ia inferior (lebih rendah) dari Bapa dan diciptakan oleh Bapa. Syahadat (kredo) ini dituliskan dalam beberapa sumber-sumber kontemporer, termasuk dalam Acts of the Ecumenical Konsilis of Ephesus dan Acts of Chalcedon, dalam Epistel Eusebius dari Kaisarea kepada Jemaatnya, dalam buku Ecclesiastical Histories oleh Theodoret dan Socrates, dan pada tulisan-tulisan lainnya.
Kanon-Kanon Nicea
Dalam tambahannya kepada syahadat (kredo), uskup-uskup di Konsili Nicea mengeluarkan 20 kanon, atau penentuan setelah akhir dari Konsili. Kebanyakan dari kanon-kanon itu cukup biasa dan bersinggungan dengan urusan administrasi. Tulisan-tulisan dari masing-masing kanon bisa anda lihat di sini (here).