Langsung ke konten utama

Ketika Nama Berimplikasi Pada Sikap Hidup - Barnabas


Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
Kis 4:36 

Dalam bahasa Inggris, Barnabas disebut sebagai SON OF ENCOURAGEMENT, yang artinya jauh lebih besar dari sekedar anak penghiburan. Ia adalah pendorong dan pengobar semangat. Dalam berbagai bagian dari Kisah Para Rasul, terbukti bahwa Barnabas benar-benar pantas menyandang julukannya sebagai pengobar semangat. Berikut adalah 5 karakteristik dari orang yang memiliki sifat pengobar semangat :


1. MEREKA MEMBERI SECARA SUKARELA DARI HARTA MILIKNYA.

Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 
Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.



Kis 4:36-37
Kita bisa memberi semangat hanya dengan kata-kata, tetapi Barnabas melakukan lebih dari itu. Ia melakukan sesuatu yang terukur untuk mendorong dan menyemangati orang lain.

2. MEREKA MENERIMA ORANG LAIN APA ADANYA.
Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. 
Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.

Kis 4:26-27
Dalam Kis 9:1-19, diceritakan pertobatan dramatis dari Saulus. Para murid tidak mempercayai pertobatannya (Kis 4:26), tetapi 1 orang menerimanya, Barnabas (Kis 4:27). Barnabas mengambil resiko untuk menerima Saulus ketika semua orang yang lain menolaknya dan karena Barnabas-lah, Saulus akhirnya diterima oleh para rasul dan murid yang lain

3. MEREKA BERSUKACITA MELIHAT KEMAJUAN ORANG LAIN.

Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 
Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 
Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 
Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 
Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 
karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.


Kis 11:19-24
Dalam Kisah Rasul 1-10, terlihat bahwa Kekristenan hanya disebarkan kepada orang Yahudi saja. pada Kisah Rasul 11 lah dicatat bahwa Kekristenan mulai disebarkan kepada orang non-Yahudi. Ketika pimpinan gereja di Yerusalem mendengar kabar tentang jemaat di Antiokhia, mereka mengirim seseorang, yaitu Barnabas (Kis 11:22) Barnabas dicatat sebagai seorang Lewi, ia adalah seorang Yahudi, keturunan imam Yahudi. Kaum Yahudi pada saat itu menganggap bahwa keselamatan hanyalah untuk orang Yahudi, orang non Yahudi tidak pantas diselamatkan dan bahkan tidak pantas untuk menyembah Allah yang sama, namun Barnabas tidak melihat dari kacamata sempit tersebut, dicatat bahwa Barnabas bersukacita dan menasihati mereka (Kis 11:23). Barnabas bersukacita melihat kasih karunia Tuhan yang dinyatakan kepada orang non Yahudi.

Dalam Kisah 11:24, disebutkan kualitas yang dimiliki Barnabas sebagai pengobar semangat :
- orang yang baik : moralitas yang baik
- penuh dengan Roh Kudus : dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus, dan menghasilkan buah2 roh
- penuh dengan iman : percaya akan Tuhan dan setia kepada-Nya

4. MEREKA MEMBERI KESEMPATAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK BERTUMBUH, BAHKAN BERTUMBUH MELEBIHI MEREKA.

Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Kis 11:25-26
Perhatikan bahwa yang dikirim ke Antiokhia hanyalah Barnabas, dan ia bisa saja melakukan hal tersebut sendiri, namun ia tahu seseorang yang lebih mampu untuk mengajar jemaat di antiokhia, sehingga ia membawa Paulus (Kis 11:25) dan tindakannya untuk membawa Paulus adalah tepat karena Jemaat Antiokhia berkembang pesat dan dicatat bahwa di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen (Kis 11:26) Barnabas rindu melihat orang lain bertumbuh (karena itulah ia memberi kesempatan pada Paulus, bahkan walaupun itu berarti bertumbuh melebihi dirinya sendiri. Perhatikan bahwa di awal pelayanan, disebutkan susunan mereka adalah Barnabas dan Saulus (Kis 11:30), tetapi kemudian susunan ini telah berubah menjadi Paulus dan Barnabas (Kis 13:42) pengobar semangat yang sejati tidak pernah mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri, melainkan mencari kemuliaan hanya bagi Kristus, dan membangun bagi kebaikan orang lain.

5. MEREKA MEMBERI KESEMPATAN KE-2, KE-3, DST, KEPADA ORANG LAIN. 

Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan. 
Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka." 
Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 
tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. 
Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. 
Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan

Kis 15:35-41
Dicatat sebelumnya dalam kitab Kisah Rasul bahwa Markus bergabung dalam pelayanan pertama mereka tetapi ia meninggalkan pelayanannya di tengah jalan. Ia ditolak sebagai orang yang gagal. Barnabas dan Paulus berbeda pendapat mengenai sikap kepada orang yang 'gagal' ini. Paulus memiliki hati seorang penginjil, baginya pelayanan-lah yang penting, tapi Barnabas memiliki hati seorang gembala, baginya manusia-lah yang penting. ia melihat ada potensi dan nilai baik dalam diri Markus yang gagal ini dan memberikan kesempatan kedua untuknya. 



Barnabas memang tidak disebutkan lagi dalam PB, namun tercatat dalam PB, hasil dari pelayanan Barnabas, sang pengobar semangat ini :

1. Petrus menyebutkan Markus dalam 1 Pet 5:13. ia menyebutkan Markus sebagai "anakku"
Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku. (1 Pet 5:13)
2. Paulus mengakui Markus yang telah ditolaknya sebagai orang yang gagal sebagai rekan sepelayanan yang berharga
Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. (2 Tim 4:11)
3. Semangat yang diberikannya pada Paulus telah melahirkan Paulus sebagai salah seorang rasul terbesar.
4. Kesempatan ke-2 yang diberikannya kepada Markus telah melahirkan salah seorang penulis injil (Markus yang dahulu dicap gagal inilah yang telah menulis injil Markus)



Barnabas benar benar bertindak sesuai dengan arti namanya yaitu Anak Penghiburan. 
ketika banyak orang menjadi rayap rohani yang melemahkan semangat orang lain, Barnabas menjadi tukang kayu rohani yang memberi semangat dan dorongan bagi orang lain.
Banyak orang di luar sana yang membutuhkan kekuatan, membutuhkan kesempatan kedua.
Maukah kita bertindak sebagai Barnabas bagi mereka?

Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom...

Dikuduskanlah Nama-Mu?

Pada zaman edan seperti saat ini, sudah tidak ada lagi yang kudus. Semuanya sudah dekil, kotor, dan tercemar – walaupun dibilas dengan Rinso Antinoda. Sudah tidak ada lagi orang yang bisa kita hormati, walaupun seharian penuh kita sibuk dan berusaha memoles nama kita agar bisa dihormati dan dimuliakan orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, percuma kita ngoceh pulihan kali sehari “Dikuduskanlah Nama-Mu” sampai tuh mulut berbuih. Karena boro-boro bisa menghayatinya, nyaho juga kagak maknanya! Sebenarnya dengan doa yang terdiri dari 2 kata saja, “Dikuduskanlah Nama-Mu”, sudah komplit dan sudah mencakup segala-galanya; karena doa itu tidak perlu bertele-tele dengan kata yang berbunga-bunga agar orang-orang di sekitar kita bilang, “Hebat oooo…oi!” Dikuduskanlah Nama-Mu , itu sebenarnya bukan suatu permohonan, karena nama Allah itu sudah kudus dari sononya. Ucapan tersebut adalah suatu pernyataan, suatu komitmen untuk memuliakan nama Dia. Dalam dua kata itu sudah tercakup semua: ...

Ujian Telah Selesai

“Yono! Apa Kabar? “ “Baik-baik saja, Pak Pendeta“ “Sekarang tinggal di Majalaya, Pak Pendeta“ “Bekerja? “ “Ya, Pak. Habis, maklum deh. “ “Lalu? Sudah senang? “ “Kalau gajinya sih lumayan juga, Pak. “ “Lalu apanya lagi? “ “Ya, seenak-enaknya orang kerja, Pak, tentu masih lebih terhormat orang bersekolah. Saya sering merasa iri, bahkan tidak jarang rendah diri, melihat teman-teman yang masih bersekolah." Pembaca yang kekasih . Bahwa Yono punya tekad yang kuat untuk bersekolah, ini tentu apa salahnya. Tetapi pendapat bahwa bersekolah itu jauh lebih terhormat, pada hemat saya layak kita jadikan masalah. Bahwa ada orang bercita-cita untuk sekolah setinggi-tingginya, ini mengang sudah semestinya. tetapi kalau misalnya terpaksa harus bekerja, benarkah ini namanya kegagalan semata-mata? Kita perlu cemas, kalau semakin lama sekolah lebih merupakan sarana untuk mengejar prestise, daripada untuk mencapai prestasi. Seolah-olah martabat itu ditentukan oleh gelar atau kedudukan, dan bukan ole...