Langsung ke konten utama

Bom Yang Tidak Terlupakan

   Saya telah sering mendengar frase “Yang dapat kita lakukan hanyalah berdoa.” Pernyataan keliru ini mengingatkan saya tentang peranan mengagumkan yang dimainkan oleh beberapa orang Czechnya dalam Perang Dunia II:

   Dalam buku Elmer Bendiner, The Fall of Fortresses, dia melukiskan sebuah pemboman atas kota Jerman, Kassel: “Pesawat Pembom B-17 kami (The Tondelayo) ditembaki dengan gencar oleh meriam antipesawat NAZI. Ini bukanlah hal yang luar biasa, tetapi kali ini tangki bahan bakar kami tertembak. Kemudian, sementara saya merenungkan mukjizat dari peluru 20mm selongsong yang menembus tangki bahan bakar tanpa meledak, pilot kami, Bohn Fawkes, member tahu saya bahwa itu tidaklah sederhana.
    “Pada pagi hari sesudah serangan udara itu, Bohn telah pergi meminta peluru itu kepada pimpinan awak pesawat sebagai tanda mata dari kemujuran yang tak dapat dipercaya. Pimpinan awak pesawat memberitahu Bohn bahwa bukan hanya sebuah peluru, melainkan sebelas buah ditemukan dalam tangki bahan bakar – Sebelas peluru yang tidak meledak, padahal sebuah saja sudah cukup untuk meledakkan kami di udara. Itu seolah-olah laut yang terbelah untuk kami. Bahkan setelah 35 tahun peristiwa yang sedemikian menakjubkan masih membuat saya terguncang, terutama setelah saya mendengar lanjutan kisah dari Bohn.
   “Dia diberitahu bahwa peluru-peluru itu telah dikirim ke pakar senjata untuk dijinakkan. Para pakar itu member tahu kepadanya bahwa dinas rahasia telah menjemputnya. Mereka tak dapat mengatakan sebabnya waktu itu, tetapi Bohn akhirnya menyelidiki jawabannya. Rupanya ketika para pakar senjata membuka setiap peluru, mereka tidak menemukan bahan peledak. Peluru-peluru itu bersih di dalamnya dan tidak berbahaya. Kosong? Tidak semuanya
   “Ada sebuah peluru yang berisi secarik kertas yang digulung dengan rapi. Di atasnya tertulis goresan cakar ayam dalam bahasa Czech. Para petugas dinas rahasia mencari di pangkalan kami seorang yang dapat membaca bahasa Czech. Akhirnya mereka menemukan seseorang yang dapat menafsirkan catatan itu. Kami jadi tertegun. Dalam terjemahan, catatan itu berbunyi:
"Hanya ini yang dapat kami lakukan untuk Anda sekarang"

   Hanya ini yang dapat kami lakukan? Para pilot dalam pesawat B-17 tentu saja sangat menghargai tindakan yang dilakukan orang-orang Czech. Demikian pula para istri, anak cucu dari prajurit-prajurit itu. Belum lagi kehidupan yang mereka selamatkan di masa depan ketika mereka menolong membebaskan dunia dari kekejaman Adolf Hitler. “yang dapat kami lakukan hanyalah…!”
   Inilah yang sering saya pikirkan bila orang-orang meratapi ketidakberdayaan mereka atau kurangnya sumbangan pada saat mereka mengumumkan, “Yang dapat kami lakukan sekarang hanyalah berdoa.” Kegiatan yang lebih baik apakah yang mungkin dapat dilakukan seseorang? Kita dapat member dampak pada dunia memastikan tujuan masa depan dan mempengaruhi keabadian melalui doa




Sumber : Watchman Prayer
Oleh : Dutch Sheets
Diterjemahkan oleh : Junny J. Suliman
Penerbit : Immanuel





Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom...

Dikuduskanlah Nama-Mu?

Pada zaman edan seperti saat ini, sudah tidak ada lagi yang kudus. Semuanya sudah dekil, kotor, dan tercemar – walaupun dibilas dengan Rinso Antinoda. Sudah tidak ada lagi orang yang bisa kita hormati, walaupun seharian penuh kita sibuk dan berusaha memoles nama kita agar bisa dihormati dan dimuliakan orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, percuma kita ngoceh pulihan kali sehari “Dikuduskanlah Nama-Mu” sampai tuh mulut berbuih. Karena boro-boro bisa menghayatinya, nyaho juga kagak maknanya! Sebenarnya dengan doa yang terdiri dari 2 kata saja, “Dikuduskanlah Nama-Mu”, sudah komplit dan sudah mencakup segala-galanya; karena doa itu tidak perlu bertele-tele dengan kata yang berbunga-bunga agar orang-orang di sekitar kita bilang, “Hebat oooo…oi!” Dikuduskanlah Nama-Mu , itu sebenarnya bukan suatu permohonan, karena nama Allah itu sudah kudus dari sononya. Ucapan tersebut adalah suatu pernyataan, suatu komitmen untuk memuliakan nama Dia. Dalam dua kata itu sudah tercakup semua: ...

Ujian Telah Selesai

“Yono! Apa Kabar? “ “Baik-baik saja, Pak Pendeta“ “Sekarang tinggal di Majalaya, Pak Pendeta“ “Bekerja? “ “Ya, Pak. Habis, maklum deh. “ “Lalu? Sudah senang? “ “Kalau gajinya sih lumayan juga, Pak. “ “Lalu apanya lagi? “ “Ya, seenak-enaknya orang kerja, Pak, tentu masih lebih terhormat orang bersekolah. Saya sering merasa iri, bahkan tidak jarang rendah diri, melihat teman-teman yang masih bersekolah." Pembaca yang kekasih . Bahwa Yono punya tekad yang kuat untuk bersekolah, ini tentu apa salahnya. Tetapi pendapat bahwa bersekolah itu jauh lebih terhormat, pada hemat saya layak kita jadikan masalah. Bahwa ada orang bercita-cita untuk sekolah setinggi-tingginya, ini mengang sudah semestinya. tetapi kalau misalnya terpaksa harus bekerja, benarkah ini namanya kegagalan semata-mata? Kita perlu cemas, kalau semakin lama sekolah lebih merupakan sarana untuk mengejar prestise, daripada untuk mencapai prestasi. Seolah-olah martabat itu ditentukan oleh gelar atau kedudukan, dan bukan ole...