Langsung ke konten utama

April, No Work, Make Work

This is the plea when nothing planned, no routines, when before it, routine was just enough to dampen us, now, I miss the routines. The implication: I trying to made the "no work routine" Some of you maybe say that no work routine is simple, just no work, no work, no work, and that's the routine. Hmm.. no work routine. No Task Routine, No School Routine. BUT STILL HOMEWORK ROUTINE! then no work routine is a fail.

Wake up no more than 6am, the world of homework already waiting, washing the dishes, washing the clothes, brooming the room, all the HOMEWORK ROUTINE already finished when the clock tell us the time is at the 9th hour. Welcome back to No Task Routine. What to do? A LOT OF PLAN COMES UP! Translate Articles, Read some polemical writing, Think about some - why, would, should it - things, Blogging, Read Bible - I NEVER FINISH READ THEM FROM GENESIS TO REVELATION - Play Warband - my only game at PC - Paper-crafting, Wooo, so many things, but at last, all screwed up!! Why? Just simple things, no REAL PLAN made. Hahahaha, I'm just a boy with mind-screw-up, no time management. And then, at 16pm, busted up, nothing to do, find myself so bored. Welcome back to the HOMEWORK ROUTINE.

karonese youth c.1900

karonese youth dancing
New plea, TRADITIONAL DANCE, oh Christ, I can't stand them up! So shy when you dance in front of hundreds people. 2 days done argumenting agains father and mother, and when father say: Just make me proud, you are karonese, if it not you, who else. Then I curse, why I'm the only boy, it should be my brother - if I had - I'm in then. Realizing that I'm not a person of the screen, I'm prefer it much when I am just a person behind the screen. I don't like to be seen by a lot of people! Shame on me, but after all, I do them again, just like I was, said NO but I did them.

About the culture itself, Karonese are one of 5 ethnic considered as Bataknese, but in my opinion, my tribe, differs a lot from other Bataknese. The dialect - there are 3 dialects of Karo People - differ much from other 4 tribes. Some of the Western Researchers said that, they've found that the language and dialects just alike the Scandinavians.
I dont think so that I can tell a lot about my culture, not now at least.

yeah, just like you both said, SMILE!! (CIREM -in karonese-)

Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom...

Konsili Nicea vs The Da Vinci Code (PART I)

  Konsili Nicea (325 M) adalah sebuah pertemuan penting diantara 300 uskup dari seluruh kekaisaran Romawi yang berkumpul untuk mendiskusikan perkara Teologi dan Andministrasi. Da Vinci Code membuat klaim-klaim dramatis mengenai hal yang terjadi pada saat konsili yang kebanyakan tidak akurat.    Dalam bab 55, Sir Leigh Teabing menjelaskan kepada Sophie Neveu bagaimana gereja mula-mula mengumpulkan kekuatan dengan menghancurkan dewi-dewi (sacred feminine) dan membuat Yesus sang nabi biasa menjadi makhluk Abadi (divine being). Meskipun statusnya sebagai seorang “Sejarahwan Kerajaan (Royal Historian)”, Teabing tidak mengetahui sejarahnya dengan baik.   The Da Vinci Code   Konstantinus butuh untuk memperkuat tradisi baru Kristen, dan menyelenggarakan sebuah pertemuan Ekumenis yang dikenal sebagai Konsili Nicea Pada pertemuan ini, banyak aspek-aspek dalam Kekristenan diperdebatkan dan melakukan pemilihan – tanggal Paskah, tugas-tugas Uskup, administrasi sakramen, d...

Dikuduskanlah Nama-Mu?

Pada zaman edan seperti saat ini, sudah tidak ada lagi yang kudus. Semuanya sudah dekil, kotor, dan tercemar – walaupun dibilas dengan Rinso Antinoda. Sudah tidak ada lagi orang yang bisa kita hormati, walaupun seharian penuh kita sibuk dan berusaha memoles nama kita agar bisa dihormati dan dimuliakan orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, percuma kita ngoceh pulihan kali sehari “Dikuduskanlah Nama-Mu” sampai tuh mulut berbuih. Karena boro-boro bisa menghayatinya, nyaho juga kagak maknanya! Sebenarnya dengan doa yang terdiri dari 2 kata saja, “Dikuduskanlah Nama-Mu”, sudah komplit dan sudah mencakup segala-galanya; karena doa itu tidak perlu bertele-tele dengan kata yang berbunga-bunga agar orang-orang di sekitar kita bilang, “Hebat oooo…oi!” Dikuduskanlah Nama-Mu , itu sebenarnya bukan suatu permohonan, karena nama Allah itu sudah kudus dari sononya. Ucapan tersebut adalah suatu pernyataan, suatu komitmen untuk memuliakan nama Dia. Dalam dua kata itu sudah tercakup semua: ...