Langsung ke konten utama

Mengapa Merespon?

Ada beberapa orang, dan khsusnya ibu saya yang sering berkata kepada saya:
"Jangan kau ladeni"
"Buang waktu aja kau! Gak takut nanti kau didatanginya?"
Sebelumnya saya ingin menyatakan sesuatu yang belum pernah saya katakan secara verbal.
Adidas Response - wah OOT
Saya tidak dilahirkan sebagai seorang Kristen, tidak. Pada saat saya lahir tidak ada syahadat yang diucapkan oleh saya pribadi maupun dari orang tua kepada saya untuk saya ulangi, itu tidak pernah ada. Tidak pernah ada orang yang terlahir sebagai Kristen, seseorang menjadi Kristen atas kesadaran pribadinya dan atas pertobatannya, baptisan kecil yang diterima, tidak lebih dari komitmen kedua orangtua dalam membesarkan seorang anak dalam agama yang dipegang oleh keluarga saja, tidak lebih.
Lalu apa yang membuat saya mau meresponi serangan-serangan yang ditujukan?
Nah, manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi, memiliki inteligensia dan kesadaran moral. Setelah saya memiliki kesadaran sebagai orang Kristen tentulah saya memiliki pengetahuan akan Kekristenan itu, memang banyak serangan-serangan yang ada bukanlah serangan yang benar-benar atas dasar mencari kebenaran, melainkan tak lebih dari olok-olokan saja, tetapi saya ajak kita semua untuk berpikir dibalik olok-olokan itu. Marahkah anda? Bila anda marah, wajar, sangat wajar, tapi bila anda bisa menarik sisi lain dari olok-olokan itu, sebuah humor yang miris, sebuah pelajaran yang sangat dalam, kebencian yang tak berdasar kuat akan menghilangkan etika.

Jadi mengapa meresponi serangan-serangan, yah, yang bukan sekadar olok-olokan lah?
simpel, 
 saya mempertahankan kebenaran yang entah parsial ataupun mutlak ini; iman saya. Dan selalu mencari kepenuhan kebenaran, sebuah kemutlakan.


..be not afraid of their terror, neither be troubled; But sanctify the Lord God in your hearts: and be ready always to give an answer to every man that asketh you a reason of the hope that is in you with meekness and fear | Epistle 1 Peter 3:14c-15

Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom...

Διδαχη - Kitab Didache

Διδαχη κυριου δια των δωδεκα αποστολων τοις εθνεσιν. Ajaran Tuhan kepada Bangsa-bangsa Melalui Dua Belas Rasul   Didache pasal 1:     οδοι δυο εισι, μια της ζωης και μια του θανατου, διαφορα δε πολλη μεταξυ των δυο οδων Ada dua jalan, yaitu jalan kehidupan dan jalan kematian. Perbedaan antara kedua jalan itu sangat besar. η μεν ουν οδος της ζωης εστιν αυτη, πρωτον αγαπησεις τον θεον τον ποιησαντα σε δευτερον τον πλησιον σου ως σεαυτον, παντα δε οσα εαν θελησης μη γινηεσθαι σοι, και συ αλλω μη ποιει.   Jalan kehidupan adalah berikut ini: Pertama, kasihilah Tuhan, Penciptamu. Kedua, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, dan segala sesuatu yang kamu tidak inginkan dilakukan terhadap kamu, janganlah kamu melakukannya terhadap sesamamu.   τουτων δε των λογων η διδαχη εστιν αυτη, ευλογειτε τους καταρωμενους υμιν και προσευχεσθε υπερ των εχθρων υμων, νηστευετε δε υπερ των διωκοντων υμας, ποια γαρ χαρις, εαν αγαπατε τους αγαπωντας υμας? ουχι και τα εθν...

Merry Christmas

sudah begitu lama saya tidak menulis apapun di blog ini, memang, kesibukan dan adaptasi di awal-awal perkuliahan membuat saya tidak begitu aktif menulis lagi. Kemarin malam saya berkesempatan untuk menghadiri sebuah perayaan malam natal di sebuah gereja di Bandung, tepatnya di daerah Jalan Cikapayang, Dago. GII Hok Im Tong (saya tidak tahu apa artinya Hok Im Tong) menjadi tempat dimana saya beribadah minggu dan ibadah pra natal akhir-akhir ini. Sebuah khotbah mengenai Chronos dan Kairos [beberapa kata yang tentunya sudah sering kita dengar dalam Pendalaman Alkitab], khususnya anugerah menerima Kairos yang didapatkan oleh orang-orang majus, memberikan pemahaman baru tentang etos kerja bagi saya. Teologi Stewardship yang sering saya dengar, mengutamakan profesionalitas atas bekerja, doing best before God. Dan dengan memahami bahwa Chronos adalah sesuatu yang harus kita gunakan secara maksimal, dan memahami kairos serta menggunakannya [tidak menyia-nyiakannya] Karena anugerahl...