Langsung ke konten utama

April 24 - Easter - Pascha - Paskah






ε δ Χριστς οκ γήγερται, ματαία  πίστις μν, [στίν], τι στ ν τας μαρτίαις μν.
And if Christ be not risen again, your faith is vain: for you are yet in your sins.
وَإِنْ لَمْ يَكُنِ الْمَسِيحُ قَدْ قَامَ، فَبَاطِلَةٌ كِرَازَتُنَا وَبَاطِلٌ أَيْضًا إِيمَانُكُمْ،
Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus”

Tanpa kebangkitan, iman Kristen hanyalah musrik, palsu, bidat, sesat dan khianat terhadap ke-esa-an Allah. Tanpa kebangkitan, 3 tahun pelayanan, khotbah, mujizat, dan penyaliban hanyalah hal gagal semata, yang menyesatkan orang banyak, pintu neraka bagi banyak jiwa yang ingkar kepada ke-esa-an Allah. Tanpa kebangkitan, Yesus hanyalah bohong besar:

ωσπερ γαρ ην ιωνας εν τη κοιλια του κητους τρεις ημερας και τρεις νυκτας ουτως εσται ο υιος του ανθρωπου εν τη καρδια της γης τρεις ημερας και τρεις νυκτας
 For as Jonas was three days and three nights in the whale's belly; so shall the Son of man be three days and three nights in the heart of the earth.
لانه كما كان يونان في بطن الحوت ثلاثة ايام وثلاث ليال هكذا يكون ابن الانسان في قلب الارض ثلاثة ايام وثلاث ليال
Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Tapi, bukan omong sembarang omong yang hanya bersumber dari alkitab saja, karena kebangkitan ini nyata adanya, bukan dibuat-buat, bukan dongeng, bukan penipuan, bukan ilusi, dan bukan pemalsuan injil, beribu-ribu orang rela mati martir, syahid di jalan yang benar - mati mempertahankan iman, bukan menyerang orang lain - Bukan sembarang tulis dan sembarang khotbah, St. Polikarpus (Πολύκαρπος) mau meninjau imannya, berusaha mencari dan mewawancarai lebih dari 500 orang, para saksi hidup, yang menyaksikan kebangkitan sampai kenaikan Yesus ke surga. Dan karena itu pula St. Polikarpus tidak mau mengingkari imannya, yang telah ia gali secara kritis dan bukan beriman buta, dihadapan masyarakat Smyrna pada masa pemerntahan kaisar Romawi yang ke 16, Marcus Aurelius.
Janganlah bimbang, kebangkitan bukan isapan jempol dongeng nenek tua yang ditulis di Alkitab untuk menjadi tipuan. Kebangkitan adalah bagian dari inti iman. Tanpa kebangkitan, tidak mungkin para rasul-rasul rela dipenggal, ditombak, disalib dan dibantai. Janganlah bersedih, BERSUKACITALAH KAWAN, Juruselamatmu telah bangkit! Terimalah ia dalam hatimu sebagai Juruselamat yang sejati!
   
λεγει αυτω ο ιησους εγω ειμι η οδος και η αληθεια και η ζωη
Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life
قَالَ لَهُ يَسُوعُ: أَنَا هُوَ الطَّرِيقُ وَالْحَقُّ وَالْحَيَاةُ
 Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup
  

Χριστός ανέστη! (Hristós anésti) 
Αληθώς ανέστη! (Alethos anésti!)
 Christ is risen!
Truly He is risen!
 (Al Masih qam!)  المسيح قام
(Haqan qam!) حقاً قام
Kristus Bangkit!
Sungguh Bangkit!



Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom...

Dikuduskanlah Nama-Mu?

Pada zaman edan seperti saat ini, sudah tidak ada lagi yang kudus. Semuanya sudah dekil, kotor, dan tercemar – walaupun dibilas dengan Rinso Antinoda. Sudah tidak ada lagi orang yang bisa kita hormati, walaupun seharian penuh kita sibuk dan berusaha memoles nama kita agar bisa dihormati dan dimuliakan orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, percuma kita ngoceh pulihan kali sehari “Dikuduskanlah Nama-Mu” sampai tuh mulut berbuih. Karena boro-boro bisa menghayatinya, nyaho juga kagak maknanya! Sebenarnya dengan doa yang terdiri dari 2 kata saja, “Dikuduskanlah Nama-Mu”, sudah komplit dan sudah mencakup segala-galanya; karena doa itu tidak perlu bertele-tele dengan kata yang berbunga-bunga agar orang-orang di sekitar kita bilang, “Hebat oooo…oi!” Dikuduskanlah Nama-Mu , itu sebenarnya bukan suatu permohonan, karena nama Allah itu sudah kudus dari sononya. Ucapan tersebut adalah suatu pernyataan, suatu komitmen untuk memuliakan nama Dia. Dalam dua kata itu sudah tercakup semua: ...

Ujian Telah Selesai

“Yono! Apa Kabar? “ “Baik-baik saja, Pak Pendeta“ “Sekarang tinggal di Majalaya, Pak Pendeta“ “Bekerja? “ “Ya, Pak. Habis, maklum deh. “ “Lalu? Sudah senang? “ “Kalau gajinya sih lumayan juga, Pak. “ “Lalu apanya lagi? “ “Ya, seenak-enaknya orang kerja, Pak, tentu masih lebih terhormat orang bersekolah. Saya sering merasa iri, bahkan tidak jarang rendah diri, melihat teman-teman yang masih bersekolah." Pembaca yang kekasih . Bahwa Yono punya tekad yang kuat untuk bersekolah, ini tentu apa salahnya. Tetapi pendapat bahwa bersekolah itu jauh lebih terhormat, pada hemat saya layak kita jadikan masalah. Bahwa ada orang bercita-cita untuk sekolah setinggi-tingginya, ini mengang sudah semestinya. tetapi kalau misalnya terpaksa harus bekerja, benarkah ini namanya kegagalan semata-mata? Kita perlu cemas, kalau semakin lama sekolah lebih merupakan sarana untuk mengejar prestise, daripada untuk mencapai prestasi. Seolah-olah martabat itu ditentukan oleh gelar atau kedudukan, dan bukan ole...