Langsung ke konten utama

Doa Demi Kedamaian - Minggu 22 Mei 2011


Tuhan damai sejahtera dan segala kemungkinan, Pencipta, Penebus dan Yang Menyucikan:
Kami mendekat kepadaMu untuk meminta sekali lagi rahmatMu, ampunanMu, dan sebuah awal yang baru.
Kami meminta pertolonganMu bagi kami untuk memberikan adanya kesempatan bagi kedamaian, di dunia ini.
Kami hendak memberikan kesempatan bagi kedamaian, namun kami telah kehilangan banyak kesempatan.
Kami telah merusakkan banyak inisiatif; daripada mengatasi kejahatan dengan kebaikan,
kami telah diam saja ketika kebaikan terjajah.
Ampuni kami, TUHAN.
Dona nobis pacem: Berikanlah kami kedamaian, kami memohon.
Seperti kami menyatakan pengampunanMu, kami juga menyatakan saat ini dalam nama kedamaian.
Kami menerima lagi tanggungjawab kami sebagai pembawa damai dan pencipta keadilan.
Kami bersyukur atas Dekade untuk Melawan Kekerasan, bersyukur atas pekerjaannya meningkatkan kesadaran kami dan kerinduan kami atas kedamaian. Dan masih, kami mengaku bahwa lebih banyak lagi yang kami perlukan bila kami hendak memberikan kesempatan bagi kedamaian.
Dona nobis pacem: Berikanlah kami kedamaian, kami memohon
Dengan bergeraknya RohMu, menyerahkan hati dan pikiran kami kepada kedamaian, dan membantu kami mendedikasikan hidup kami menjadi titik awal dari kedamaian. “biarkan saat ini menjadi saatnya, kini.”
Bantulah kami untuk bekerja bersamaMu, memberikan kesempatan bagi kedamaian, membuat dunia dimana kedamaian menjadi etos dan pusat dari kami.
Dona nobis pacem: Berikanlah kami kedamaian, kami memohon
Berikanlah kepada kamu kebijaksanaan dan keberanian untuk mengambil inisiatif: kebijaksanaan untuk memahami akan hal-hal yang menghasilkan perdamaian, dan keberanian untuk setia dan patuh kepadaMu
Dona nobis pacem: Berikanlah kami kedamaian, kami memohon
Tuhan damai sejahtera dan segala kemungkinan, jadikanlah kami alat bagi damaiMu
Pada Pertemuan Ekumenikal Internasional dan pada setiap tempat agar kami dapat memenuhi keinginanMu, dan dengan demikian kami memberikan kesempatan bagi perdamaian
Dalam nama Raja Damai, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami.
Amin
Doa dari Karibia - http://www.overcomingviolence.org

Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom...

Dikuduskanlah Nama-Mu?

Pada zaman edan seperti saat ini, sudah tidak ada lagi yang kudus. Semuanya sudah dekil, kotor, dan tercemar – walaupun dibilas dengan Rinso Antinoda. Sudah tidak ada lagi orang yang bisa kita hormati, walaupun seharian penuh kita sibuk dan berusaha memoles nama kita agar bisa dihormati dan dimuliakan orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, percuma kita ngoceh pulihan kali sehari “Dikuduskanlah Nama-Mu” sampai tuh mulut berbuih. Karena boro-boro bisa menghayatinya, nyaho juga kagak maknanya! Sebenarnya dengan doa yang terdiri dari 2 kata saja, “Dikuduskanlah Nama-Mu”, sudah komplit dan sudah mencakup segala-galanya; karena doa itu tidak perlu bertele-tele dengan kata yang berbunga-bunga agar orang-orang di sekitar kita bilang, “Hebat oooo…oi!” Dikuduskanlah Nama-Mu , itu sebenarnya bukan suatu permohonan, karena nama Allah itu sudah kudus dari sononya. Ucapan tersebut adalah suatu pernyataan, suatu komitmen untuk memuliakan nama Dia. Dalam dua kata itu sudah tercakup semua: ...

Ujian Telah Selesai

“Yono! Apa Kabar? “ “Baik-baik saja, Pak Pendeta“ “Sekarang tinggal di Majalaya, Pak Pendeta“ “Bekerja? “ “Ya, Pak. Habis, maklum deh. “ “Lalu? Sudah senang? “ “Kalau gajinya sih lumayan juga, Pak. “ “Lalu apanya lagi? “ “Ya, seenak-enaknya orang kerja, Pak, tentu masih lebih terhormat orang bersekolah. Saya sering merasa iri, bahkan tidak jarang rendah diri, melihat teman-teman yang masih bersekolah." Pembaca yang kekasih . Bahwa Yono punya tekad yang kuat untuk bersekolah, ini tentu apa salahnya. Tetapi pendapat bahwa bersekolah itu jauh lebih terhormat, pada hemat saya layak kita jadikan masalah. Bahwa ada orang bercita-cita untuk sekolah setinggi-tingginya, ini mengang sudah semestinya. tetapi kalau misalnya terpaksa harus bekerja, benarkah ini namanya kegagalan semata-mata? Kita perlu cemas, kalau semakin lama sekolah lebih merupakan sarana untuk mengejar prestise, daripada untuk mencapai prestasi. Seolah-olah martabat itu ditentukan oleh gelar atau kedudukan, dan bukan ole...