Langsung ke konten utama

It's NOT About Me. Best Part (I)

Martin dan Gracia Burnham menikah dengan pekerjaan misi dalam hati mereka. Selama tujuh belas tahun mereka melayani Tuhan di Filipina. Dengan tiga anak yang lahir di lading misi dan keahlian-keahlian yang sangat berharga dalam program aviasi pelayanan, mereka menyesuaikan diri dengan iklim dan sangat penting bagi pekerjaan itu. Ia, tulus ikhlas. Istrinya murah hati dan penuh keyakinan.

Lalu, mengapa Tuhan tidak menghalangi peluru-peluru itu? Mengapa Ia membiarkan sang isteri tertembak? Dan mengapa Tuhan membiarkan sang suami meninggal?

Pada tanggal 27 Mei 2001, sementara merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-18 di sebuah tempat peristirahatan tepi pantai, Martin dan Garcia ditahan sebagai sandera oleh teroris. Para penahannya merantai pasangan itu kepada para penjaga, menyuruh mereka berjalan melalui hutan-hutan belantara, dan menjatah makanan mereka. Mereka menanggung tujuh belas pertempuran senjata dan selama lebih dari empat ratus hari berlari untuk menyelamatkan nyawa atau merasa bosan. Kesehatan mereka memburuk, tetapi iman mereka tetap teguh. “Kita mungkin tidak akan meninggalkan hutan ini tetap hidup,” kata Martin, “tetapi paling tidak kita dapat meninggalkan dunia ini setelah melayani Tuhan dengan gembira.” Sebuah tanda menuntun Martin untuk menulis sehelai surat selamat berpisah kepada anak-anaknya.

Tanda itu terbukti tepat. Pada tanggal 7 Juni 2002, pasukan tentara Filipina menyerang kamp teroris itu, dengan memerangkap Martin dan Garcia dalam pertempuran senjata itu. Satu peluru mengenai kaki Garcia. Peluru lainnya merenggut nyawa Martin. Istrinya ditinggalkan sebagai seorang janda, dan kita ditinggalkan untuk bertanya, mengapa. Beginikah caranya Tuhan menghargai orang-orangNya yang terpilih? Bagaimana Anda menjelaskan tragedi seperti itu?

“If I have to go, I want to go out strong for the Lord.” - kata-kata terakhir Martin Burnham. 

Dan sementara Anda berpikir tentang tragedi mereka, bagaimana Anda menjelaskan tragedi Anda sendiri? Ketegangan di rumah. Tuntutan di tempat kerja. Tagihan-tagihan di meja Anda atau tumor dalam tubuh anda. Anda tidak sedang disandera, tetapi bukankah Anda kadang-kadang tertegun karena kebisuan Tuhan? Ia mengetahui apa yang sedang Anda hadapi. Bagaimana kita menjelaskan ini?

Mungkin Tuhan mengacau. Sel-sel kanker menjalar masuk kedalam DNA anda sementara Ia tidak sedang melihat. Ia begitu sibuk dengan angin putting beliung di Kansas sehingga Ia melupakan kelaparan di Uganda. Ia berusaha mengubah sikap keras kepala dalam diri pasangan Anda tetapi tidak dapat membuatnya mengalah. Jujur saja. Seorang Pencipta yang kikuk? Seorang Pencipta yang pelupa? Bukti apakah yang diberikan firman Tuhan untuk mendukung pandangan seperti itu? Bukti apakah yang diberikan ciptaan? Tidak dapatkah sang Pencipta surga dan bumi menangani lalu lintas buruk dan mencegah pernikahan yang buruk? Tentu saja Ia bisa. Kalau begitu mengapa Ia tidak melakukannya?

Mungkin Ia marah. Pernahkah kita menhabiskan kemurahan rekening bank Tuhan sehingga setiap doa melompat seperti selembar cek? Apakah umat manusia menyeberangi garis batas berjuta-juta tahun yang lalu, dan sekarang kita sedang mendapatkan apa yang layak kita terima? Argumentasi seperti itu membawa sedikit keuntungan. Tuhan memang meninggalkan kita bada akibat-akibat keputusan-keputusan bodoh kita. Ingatlah pada tentara-tentara Mesir di Laut Merah, orang-orang Ibrani di Babilonia, Petrus yang merayap dengan suara ayam jantan yang berkokok di telinganya. Benturkanlah kepala Anda di dinding, dan harpkanlah sakit kepala. Tuhan membiarkan kita menanggung buah dosa. Tetapi menyebutNya menjengkelkan dan tidak sabar? Untuk melakukan itu Anda perlu mengutip dari Alkitab Anda beberapa ayat yang lembut seperti ini:

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia. (Mazmur 108:8-11)
“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Aku” (Mazmur 50:15). Jangan persalahkan penderitaan dalam dunia pada kemarahan Tuhan. Ia tidak marah; Ia tidak mengacau. Ikutilah masalah-masalah Anda ke awal, dan Anda tidak akan menemukan Tuhan yang marah atau membingungkan. Tetapi Anda akan menemukan Tuhan yang berkuasa.Penderitaan Anda mempunyai maksud. Masalah, pergumulan, kepedihan hati dan kedengkian Anda bekerja sama untuk satu tujuan – Kemuliaan Tuhan. 

Bukan sesuatu yang mudah memindahkan bagi burung. Tidak untuk Anda. Tidak juga untuk saya. Tidak untuk orang buta di pinggir jalan. Ketika Yesus dan murid-muridNya melewati dia, mereka mempunyai sebuah pertanyaan.

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"  Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. (Yohanes 9:1-3).

Dilahirkan buta. Selama hidup dalam kegelapan. Tidak pernah menyaksikan senyuman ibunya atau menjelang matahari terbenam. Siapakah yang melakukan ini? Murid-muridNya bertanya-tanya, cemas, menyalahkan seseorang. Keadaan-keadaan buruk dapat ditelusuri kembali karena perbuatan-perbuatan jahat. Benarkah demikian? Salah, jawab Yesus. Jangan menyelidiki silsilah keluarganya. Jangan meminta keterangan dari orang-orang pembual. Salahkanlah kebutaan yang datangnya dari Tuhan. Mengapa orang itu tidak melihat? “Karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Kemungkinan demikian, dia akan lebih menyukai aturan lain dalam drama kehidupan manusia. Bandingkan dengan yang lainnya, tugasnya sedikit menarik.

“Maria, jadilah Ibu untuk Anak-Ku.”
“Petrus, engkau akan menjadi pengkhotbah yang pertama.”
“Matius, Injil pertama? Semua itu milikmu.”
Lalu Tuhan berbalik ke laki-laki itu, “Dan kamu?”
“Ya, Tuhan?”
“Engkau akan menjadi buta demi kemuliaan-Ku.”
“Aku akan menjadi buta?”
“Ya.”
“Untuk kemuliaan-Mu?”
“Ya.”
“Tetapi aku tidak mengerti.”
“Engkau akan mengerti.”

Orang buta itu sebenarnya punya alasan untuk keberatan. Pelajarilah kasus Maria dan Marta. Orang-orang yang menjadi sahabat Yesus. Orang-orang kepercayaan. Yesus tinggal di rumah mereka dan makan bersama di meja makan mereka. Dan ketika saudara laki-laki mereka, Lazarus, sakit, kakaknya segera mengirim perasn kepada Yesus. Jika orang Nazaret dapat disembuhkan, kesembuhan itu mungkin bagi Lazarus.

Salah lagi. “Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: ‘Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.’” (Yohanes 11:4)

Demam, tangan basah berkeringat, mengetuk di pintu kematian – mengapa? Karena ia makan makanan yang salah? Tidak menjaga kesehatannya? Minum terlalu bayak? Tak satu pun. Ia sakit demi Tuhan. Sebut saja tugas untuk sakit. Baagaimana bisa Anda menjelaskan kebingungan itu dengan cara lain bagi kedua ayat berikutnya?
“Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada.” (Yohanes 11:5-6)
Berbicara tentang belok ke kiri. Anda akan megharapkan ayat iyu berbunyi: “Yesus mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus…. Jadi Ia segera berlari ke rumah mereka untuk menyembuhkan Lazarus.” Namun, sebaliknya yang terjadi. Karena Yesus mengasihi ketiganya, Ia tinggal sampai Lazarus meninggal.

Kebutaan memperlihatkan pekerjaan Kristus? Kematian memuliakan kuasa Kristus? Bagaimana mungkin?

Saya sedang melihat ke sekeliling kantor saya untuk mencari jawabannya. Sebuah bingkai memperlihatkan foto Denalyin (isteri saya) favorit saya. Sebuah penopang logam memperlihatkan sebuah pot antic. Saudara laki-laki saya memberikan sebuah jendela berwarna dari sebuah gereja desa. Jendela itu dipajang dengan bantuan dua kawat dan dua kaitan. Bingkai-bingkai foro dan penopang-penopang logam, kawat-kawat dan kaitan-kaitan – alat-alat yang berbeda, tugas yang sama. Semuanya memperlihatkan harta karun.

Apa yang ilakukan alat-alat ini bagi benda-benda buatan manusia. Dilakukan orang buta itu bagi Kristus. Ia adalah bingkai tempat kuasa Yesus dilihat, penopang yang di atasnya mukjizat Yesus ditempatkan. Lahir tanpa penglihatan untuk memperlihatkan kekuatan surga. Apakah Anda mengira penglihatan dari penglihatannya memperlihatkan pekerjaan Kristus?

Dan denyut yang berhenti serta napas terakhir Lazarus? Anda mengira kabar tentang orang yang mati tiga hari berjalan keluar dari sebuah kuburan memuliakan Tuhan?

Dan Anda? Sekarang jadi sedikit sukar. Bagaimana dengan pergumulan-pergumulan Anda? Apakah ada kesempatan, kemungkinan, bahwa Anda telah terpilih untuk bergumul bagi kemuliaan Tuhan? Pernahkan Anda “dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29)?

Inilah petunjuknya. Apakah doa-doa Anda tampaknya tidak terjawab? Apakah permintaan Anda dan apa yang Anda terima tidak cocok? Jangan mengira Tuhan tidak sedang mendengarkan. Ia memang mendengarkan. Ia mungkin telah mempunyai rencana-rencana yang lebih tinggi.

Ini petunjuk lainnya. Apakah orang yang dikutakan oleh pergumulan-pergumulan Anda? Seorang sahabat saya dapat menjawab, ya. Penyakit kankernya menghancurkan lebih dari tubuhnya; penyakit itu memakan habis imannya. Permohonan-permohonan yang tak terjawab membingungkannya. Mereka berkata, “Jika Anda mempunyai iman, Anda akan disembuhkan.”

Kesembuhan tak kunjung tiba. Hanya lebiha banyak kemoterapi, rasa mual, dan pertanyaan-pertanyaan. Ia menganggap kesalahan itu adalah iman yang kecil. Saya menyarankan jawaban lainnya. “Itu bukan tentang kamu,” kata saya kepadanya. “Kamar rumah sakitmu adalah sebuah tempat pertunjukan bagi penciptamu. Imanmu dalam menghadapi penderitaan menaikkan volume nyanyian Tuhan.”

Oh, kalau saja Anda dapat melihat kelegaan pada wajahnya. Mengetahui bahwa ia belum mengecewakan Tuhan dan Tuhan belum mengecewakannya – ini membuat segalanya berbeda. Melihat penyakitnya dalam jangkauan rencana kekuasaan Tuhan memberikan suatu kesan kebanggan atas keadaannya. Ia menerima kankernya sebagai suatu tugas dari surga: seorang misionaris kamar kanker. Seminggu kemudian saya melihatnya lagi. “Aku mencerminkan Tuhan,” katanya dengan senyum, “kepada para perawat, dokter, sahabatku. Siapa tahu ada yang perlu melihat Tuhan, tetapi aku melakukan yang terbaik untuk membuatnya tampak.”

Itu dia. Kankernya memperlihatkan kuasa Yesus di sepanjang Jalan Utama dunianya. Ia, orang buta itu, Lazarus, dan jutaan orang lain mempunyai bentuk suatu masyarakat yang unik: terpilih untuk menderita bagi kemuliaan Tuhan. Terang-Nya membias melalui kehidupan mereka yang kesakitan dan tercurah dalam air terjun warna-warni. Kilasan-kilasan pandang Tuhan.

Tuhan akan menggunakan apa pun yang Ia ingin untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya. Langit dan bintang-bintang. Sejarah dan bangsa-bangsa. Manusia dan masalah. Sepasang suami isteri yang diculik di Filipina. Ayah saya yang sedang sekarat di Texas Barat.

Tiga tahun terakhir dalam kehidupannya dirusak oleh ALS. Penyakit itu membawanya dari seorang mekanik yang sehat menjadi seorang lumpuh yang harus tetap tinggal di tempat tidur. Ia kehilangan suara dan otot-ototnya, tetapi ia tidak pernah kehilangan imannya. Para pengunjung memperhatikan. Bukan delam apa yang dikatakannya melainkan lebih banyak dalam apa yang tidak dikatakannya melainkan lebih banyak dalam apa yang tidak dikatakannya. Dengan tidak pernah tampak marah atau merasa kepahitan, Jack Lucado menderita dengan agung.

Imannya menuntun satu orang untuk mencari iman yang sama. Setelah pemakaman, orang tersebut mencari saya dan memberitahukan saya. Karena teladan ayah saya, ia menjadi seorang Pengikut Yesus. Apakah Tuhan merencanakan penyakit ayah saya untuk alasan itu? Karena mengetahui harga yang Ia berikan kepada satu jiwa, saya tidak akan terkejut. Dan membayangkan kemegahan surga, saya tahu ayah saya tidak mengeluh.

Suatu masa penderitaan adalah tugas kecil jika dibandingkan dengan upahnya.

Daripada mengeluhkan masalah Anda, selidikilah masalah Anda. Renungkanlah. Dan di atas segalanya, gunakanlah itu untuk kemuliaan Tuhan.

Martin dan Garcia melakukannya.

Selama penawanan mereka, mereka tidak saja berbicara tentang Yesus, mereka menghidupi Yesus. Tidak mengeluh. Melakukan pekerjaan mereka dan mengajukan diri untuk melakukan lebih banyak lagi. Dirantai setiap malam pada seorang penjaga, Martin selalu memberikan salam selamat malam kepada orang-orang yang menawannya dan menceritakan Yesus kepada mereka. Suami istri Burnham membiarkan Tuhan memakai penderitaan mereka untuk kemuliaan-Nya.

Karena kematian Martin, bangsa-bangsa di seluruh dunia mendengar tentang nama Kristus. Saya mendengar laporan itu dari sebuah saluran berita London, Inggris. Jutaan orang melihat sosok isterinya yang tabah mendengar sebuah wawancara yang menggugah perasaan dengan ayahnya, yang berkata bahwa Tuhan akan menolong mereka melalui semua ini. Setiap jaringan televise besar memberikan menit-menit yang tak ternilai harganya bagi kisah seorang yang mengasihi Kristus lebih dari nyawanya.

Melalui pergumulan suami istri Burnham, Tuhan tampak.
Melalui kematian Martin, Tuhan tampak.
Melalui masalah-masalah Anda dan saya, kiranya Ia tampak juga.


It's NOT About Me - Max Lucado. P.75-82

Postingan populer dari blog ini

Natal - Dewa Matahari - Kristus - Sol Invictus

Tuduhan seperti ini sering dilancarkan untuk menuduh bahwa kristen itu aslinya adalah pagan. Mari kita lihat. Tuduhan ini adalah salah satu favorit serangan dari Polemis Yahudi dan Islam. Pada tahun 336 gereja di Roma menyatakan bahwa 25 Desember sebagai Dies Natalis Christi, "ulang tahun Kristus." Tulisan dalam Kronograf 354, atau Kalender Philocalian, mencatat, "Tuhan kita Yesus Kristus lahir pada hari kedelapan pada bulan sebelum Januari" , atau 25 Desember. Hal ini tidak menyatakan bahwa perayaan Natal sedang dicari tahu waktu tepatnya pada tanggal tersebut, tetapi kita cukup yakin bahwa penelitian mengenai Natal, dimulai di Roma sekitar waktu ini. "Perayaan Natal merupakan acara penginjilan yang efektif untuk mengubah hati dan pikiran orang-orang kepada Kristus dan jauh dari pemujaan Sol." St. Yohanes Krisostomos Satu generasi setelah kronograf itu diterbitkan, bapa gereja Yohanes Krisostomos (c. 347-407) menulis bahwa Rom

Sejarah Kristen (part I)

Kaisar Augustus 14 Kaisar Augustus meninggal pada 19 Agustus. Pada tanggal 17 September, Senat di Roma menyatakan kaisar Augustus sebagai dewa. Ia digantikan oleh Kaisar Tiberius. (Jika Lukas 3:1 tanggal "pemerintahan Tiberius Caesar" dari tahun ini, tahun kelima belas nya 28/29 AD) Penyaliban Kristus c.30 Yesus Kristus disalibkan dan dibangkitkan. Kaisar Caligula 39/40 Philo dari Alexandria (15/10 SM - 45 / 50) memimpin rombongan Yahudi dari Alexandria kepada kaisar Caligula (37-41) di Roma. Orang-orang Yahudi dari Alexandria kemudian meminta kepada kaisar untuk menghentikan penyiksaan terhadap orang-orang Yahudi, namun ia tidak diberikan kesempatan, dipotong saat ia sedang berbicara. Philo kemudian memperingatkan bahwa Allah akan menghukum Caligula, yang akhirnya tewas dibunuh. Philo adalah seorang teolog yang berusaha untuk menyelaraskan teologi Yahudi dengan Filsafat Yunani (sebagian besar filsafat Plato). Banyak pemikiran yang ditemukan dalam teologi Kristen

Διδαχη - Kitab Didache

Διδαχη κυριου δια των δωδεκα αποστολων τοις εθνεσιν. Ajaran Tuhan kepada Bangsa-bangsa Melalui Dua Belas Rasul   Didache pasal 1:     οδοι δυο εισι, μια της ζωης και μια του θανατου, διαφορα δε πολλη μεταξυ των δυο οδων Ada dua jalan, yaitu jalan kehidupan dan jalan kematian. Perbedaan antara kedua jalan itu sangat besar. η μεν ουν οδος της ζωης εστιν αυτη, πρωτον αγαπησεις τον θεον τον ποιησαντα σε δευτερον τον πλησιον σου ως σεαυτον, παντα δε οσα εαν θελησης μη γινηεσθαι σοι, και συ αλλω μη ποιει.   Jalan kehidupan adalah berikut ini: Pertama, kasihilah Tuhan, Penciptamu. Kedua, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, dan segala sesuatu yang kamu tidak inginkan dilakukan terhadap kamu, janganlah kamu melakukannya terhadap sesamamu.   τουτων δε των λογων η διδαχη εστιν αυτη, ευλογειτε τους καταρωμενους υμιν και προσευχεσθε υπερ των εχθρων υμων, νηστευετε δε υπερ των διωκοντων υμας, ποια γαρ χαρις, εαν αγαπατε τους αγαπωντας υμας? ουχι και τα εθνη τουτο ποιουσιν, υμεις