Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

It's NOT About Me. Best Part (I)

Martin dan Gracia Burnham menikah dengan pekerjaan misi dalam hati mereka. Selama tujuh belas tahun mereka melayani Tuhan di Filipina. Dengan tiga anak yang lahir di lading misi dan keahlian-keahlian yang sangat berharga dalam program aviasi pelayanan, mereka menyesuaikan diri dengan iklim dan sangat penting bagi pekerjaan itu. Ia, tulus ikhlas. Istrinya murah hati dan penuh keyakinan. Lalu, mengapa Tuhan tidak menghalangi peluru-peluru itu? Mengapa Ia membiarkan sang isteri tertembak? Dan mengapa Tuhan membiarkan sang suami meninggal? Pada tanggal 27 Mei 2001, sementara merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-18 di sebuah tempat peristirahatan tepi pantai, Martin dan Garcia ditahan sebagai sandera oleh teroris. Para penahannya merantai pasangan itu kepada para penjaga, menyuruh mereka berjalan melalui hutan-hutan belantara, dan menjatah makanan mereka. Mereka menanggung tujuh belas pertempuran senjata dan selama lebih dari empat ratus hari berlari untuk menyelamatkan nyawa a...

Ujian Telah Selesai

“Yono! Apa Kabar? “ “Baik-baik saja, Pak Pendeta“ “Sekarang tinggal di Majalaya, Pak Pendeta“ “Bekerja? “ “Ya, Pak. Habis, maklum deh. “ “Lalu? Sudah senang? “ “Kalau gajinya sih lumayan juga, Pak. “ “Lalu apanya lagi? “ “Ya, seenak-enaknya orang kerja, Pak, tentu masih lebih terhormat orang bersekolah. Saya sering merasa iri, bahkan tidak jarang rendah diri, melihat teman-teman yang masih bersekolah." Pembaca yang kekasih . Bahwa Yono punya tekad yang kuat untuk bersekolah, ini tentu apa salahnya. Tetapi pendapat bahwa bersekolah itu jauh lebih terhormat, pada hemat saya layak kita jadikan masalah. Bahwa ada orang bercita-cita untuk sekolah setinggi-tingginya, ini mengang sudah semestinya. tetapi kalau misalnya terpaksa harus bekerja, benarkah ini namanya kegagalan semata-mata? Kita perlu cemas, kalau semakin lama sekolah lebih merupakan sarana untuk mengejar prestise, daripada untuk mencapai prestasi. Seolah-olah martabat itu ditentukan oleh gelar atau kedudukan, dan bukan ole...

Risiko

Mau makan nangka? Baiklah anda berhati-hati, jangan-jangan terkena getahnya! itulah sikap hidup manusia. Mau enaknyas saja, tapi tak mau getahnya. Mau enaknya, enggan susahnya. Mau hasilnya, jangan risikonya. Tetapi dalam hidup ini, saudaraku, untuk mencapai yang besar dan berharga tidak jarang menuntut risiko! Seorang ibu yang ingin menyelamatkan nyawa anaknya, kalau perlu harus menerjang api atau menempuh ombak, dengan risiko kehilangan nyawanya sendiri. Itu bila nyawa sang anak memang begitu berharga. Hidup yang tidak pernah berani nyerempet-nyerempet bahaya, hidup yang tak pernah bersedia memikul risiko, akan menjadi hidup yang statis beku, begitu-begitu saja. Hidup yang aman barangkali, tapi pasti tanpa arti. Begitu pulalah dengan iman kita. Apakah iman itu sesuatu yang berharga bagi kita, tergantunglah pada sampai sejauh mana pemiliknya berani menempuh risiko demi imannya. Bahkan, apakah seseorang itu mempunyai iman yang benar, ataukah sekadar "iman", itu juga ditent...

REACTIVATE!

I'm back! Anyone miss me? surely not :D long time no blogging, I was busy outside but lazy inside *facepalm Let me say that, this blog is back to the fight again! REACTIVATE!